Pernahkah anda berhadapan
dan berbicara dengan seseorang lalu merasa bahwa ada sesuatu yang disembunyikan
atau tidak dikatakan dengan sebenarnya? Bila menyangkut hal yang penting, tentu
saja kebohongan tersebut dapat menyebabkan masalah yang besar.
Lalu, pernahkah anda
mengamati diri sendiri ketika sedang berbohong? Apa yang anda lakukan dan
dengan cara bagaimana anda mengatakan kebohongan? Seringkali kita tidak
menyadari bahwa ada sikap dan gerak-gerik tertentu ketika seseorang sedang
berbohong. Jika ini disadari, maka kemungkinan orang yang bohong akan sangat
lihai dalam berbohong. Namun bagi yang kurang bisa berakting, menyembunyikan
kebohongan secara sadar justru akan menyebabkan kekakuan dan menjadi signal
yang gampang diketahui indikasi kebohongannya. Nah, bagi kita yang ingin
mengetahui bahwa seseorang berbohong atau tidak, menyadari hal-hal tersebut
dapat mempermudah kita untuk mendeteksinya
Cara dan ciri yang akan
disampaikan berikut bukan tanpa dasar. Jika anda mengamati dan gemar menonton film,
sinetron, drama, atau acara apapun yang dibalut dengan akting, pasti anda
sepakat bahwa semua yang dilakukan para aktor/aktris adalah berbohong. Benar
kan? Mereka tidak sedang menjadi diri mereka sendiri dan memerankan tokoh serta
cerita yang dibuat. Ada yang meyakinkan, ada pula yang meragukan. Nah,
berdasarkan sedikit dari apa yang saya pelajari dalam dunia teater serta
psikologi, berikut cara mengetahui orang berbohong:
1. Ketahuilah cara dia
biasanya berbicara
Sebagai seorang teman,
anda pasti mengetahui cara biasanya sahabat atau orang yang anda kenal ketika
berbicara. Ada hal-hal yang khas dari setiap orang ketika mengujarkan sesuatu,
baik ketika sedih, senang, marah, dan lain sebagainya. Biasanya ciri ini juga
diikuti dengan gesture khusus, seperti gerak bibir, tangan, badan, mata, alis
dan lain sebagainya yang satu sama lain memiliki perbedaan. Cara-cara yang
tidak sama dengan cara yang biasanya dilakukan ketika berbicara bisa menjadi
petunjuk awal.
2. Perhatikan
tekanan-tekanan dalam pola bicaranya
Seseorang yang berada
dalam tekanan dan desakan psikologis juga mengalami tekanan fisik tertentu
sebagai imbasnya. Misalnya detak jantung yang meningkat dan aliran darah yang
cepat. Hal ini mempengaruhi aktivitas fisik lainnya, dalam hal ini adalah aktivitas
berbicara. Orang yang berbohong cenderung memiliki nada bicara dan tekanan yang
tidak wajar. Hal ini dikarenakan oleh tekanan serta pertimbangan pikiran yang
tarik ulur dalam menyatakan kebohongan. Pada dasarnya, menyatakan kebohongan
adalah hal yang secara alamiah akan memberikan tekanan sekaligus pada kondisi
psikologi, fisik, serta mental. Oleh karena itu, tekanan yang muncul lebih
besar,
3. Lihatlah beberapa
pertanda dan gesture (gerak-gerik) khusus yang muncul.
Berikut ini adalah
beberapa pertanda dan gesture yang seringkali dijumpai pada orang yang sedang
berbohong :
Gerak tubuh yang minim
atau sama sekali tidak bergerak atau justru bergerak secara berlebihan. Orang
yang sedang berbohong cenderung 'membeku', tidak sering berhadapan dengan lawan
bicara,dan berusaha meminimalisasi gerak tubuhnya. Ada pula yang justru bergrak
secara berlebihan. Semua itu adalah usaha untuk menghindari munculnya
tanda-tanda bahwa dia sedang berbohong. Namun, hal ni justru juga bisa menjadi
petunjuk bahwa seseorang sedang berbohong.
Tidak ada kontak mata.
Orang sedang berbohong seringkali menghindari kontak mata. Secara naluriah, dia
akan menghidari tatapan mata lawan bicaranya. Kontak mata dalam berbicara
merupakan pendukung dan juga menyimpan informasi tambahan ketika berbicara.
Dengan melakukan kontak mata, seseorang yang sedang dibohongi akan menangkap
signal informasi yang tidak sinkron dengan apa yang diucapkan. Itulah mengapa
kemudian ada juga ilmu ilmiah membaca pikiran orang lain melalui kontak mata.
Gesture bagian tubuh lain
yang menunjukkan rasa tertekan. Misalnya mengkukur2, memainkan kuku jari,
mengedipkan mata secara berlebihan, menelan ludah berkali-kali, dan gerakan
lain yang dilakukan berulang-ulang. Perasaan takut, gugup, tidak nyaman, serta
bayangan tentang apa yang akan terjadi jika dia diketahui berbohong akan
membuat orang mengalami tekanan yang tinggi dan melakukan hal-hal yang
sebenarnya menunjukkan kegelisahan.
Melihat ke bagian kanan
atas. Melihat ke arah ini diasosiasikan sebagai usaha untuk memperkerjakan dan
mengolah otak kanan untuk memunculkan imajinasi, yaitu usaha untuk membuat
jalinan cerita berdasarkan apa yang telah diceritakannya. Sebaliknya, melihat
ke bagian kiri disosiasikan sebagai usaha memanggil memori untuk menyatakan
kebenaran/jalinan cerita yang sesungguhnya.
Mata yang terbuka lebar
dan memasang tampang innocent (tidak bersalah). Kebiasaan di masa kecil yang
masih kita bawa sekarang adalah membuka mata selebar-lebarnya dan membuat
tampang innocent, seolah-olah hendak berkata, "Siapa? ....Aku yang
bersalah?!" Hal ini sering kita lakukan pada saat kecil dulu ketika mama
memergoki ada sebungkus roti gede yang hilang dari kulkas. !(^^)
Bicara yang
tersendat-sendat (paused). Tidak semua orang memiliki bakat yang besar dalam
membuat cerita serta berbicara dengan lancar pada saat berbohong. Sehingga,
seringkali ditemui pembicaraan yang dihentikan sejenak dan dalam tempo yang
tidak wajar. Biasanya terjadi ketika suatu bagian cerita bohong hendak
dilontarkan, yaitu ketika dia sedang berusaha mengarang suatu jalinan cerita.
Di sinilah biasanya cerita yang disampaikan mulai tidak konsisten dan
berubah-ubah.
Menyentuh hidung dan
menutup wajah atau mulut. Ini juga merupakan bawaan sejak kecil, yang merupakan
respon reflektif ketika seseorang ingin menutup-nutupi sesuatu.
Nada bicara yang tinggi.
Orang yang berbohong cenderung menaikkan nada bicara. Baik karena sebagai usaha
menegaskan informasi yang disampaikan, emosi yang meningkat, maupun tekanan
yang tinggi. Hal ini akan sangat mudah diketahui apabila anda telah mengenal
kebiasaan berbicara lawan bicara.
4.
Mengurangi/menghilangkan informasi yang harus disampaikan.
Berbohong tidak hanya
dengan mengucapkan hal yang tidak sebenarnya, namun juga dengan menghilangkan
informasi yang seharusnya dikatakan pada lawan bicara. Indikasi ini sebenarnya
justru lebih mudah diketahui karena biasanya jalinan informasi/atau cerita yang
disampaikan menjadi tidak utuh dan menimbulkan banyak pertanyaan.
Pertanda-pertanda tersebut di atas masih tetap akan muncul. Setelah
menyampaikan informasi dengan gaya yang meyakinkan, dia akan melakukan
gesture-gesture tertentu, misalnya menyentuh hidung atau menutup mulut/wajah.
5. Tanyailah orang yang
anda duga berbohong.
Tentu saja cara ini juga
akan mengundang resiko besar. Apabila, ternyata lawan bicara anda tidak
berbohong, maka cara ini akan membawa dampak buruk. Oleh karena itu, pergunakan
cara ini juka anda telah mendapatkan banyak pertanda di atas dan anda yakin
benar bahwa lawan bicara anda telah berbohong. Akan tetapi, membiarkan dan
tidak menanyai orang yang sedang berbohong pun juga akan berdampak sangat
buruk, terutama bagi si pelaku. Oleh karena itu, cara ini juga merupakan solusi
agar si pelaku kebohongan mengaku dan masalah kemudian dapat dicarikan solusi
untuk diselesaikan.
6. Gunakan Intuisi.
Percaya atau tidak,
manusia diciptakan memiliki intuisi. Selain itu, manusia diciptakan untuk
mengatakan kebenaran. Oleh karena itu manusia pada dasarnya susah untuk
melakukan kebohongan dan sulit untuk dibohongi. Intuisi sama sekali berbeda
dengan nafsu, karena nafsu berkaitan dengan keinginan, sehingga bersifat
subjektif. Sedangkan intuisi bersikap objektif dan tidak berdasarkan dengan
keinginan. Jadi merasa dibohongi dan berprasangka dibohongi tidaklah sama.
Sebelum meyakini diri anda dibohongi, tanyakanlah pada diri anda apakah ini
karena prasangka ataukah karena intuisi anda. Meskipun anda pada akhirnya tidak
tahu apakah anda dibohongi dengan adanya bukti, tapi setidaknya anda tahu bahwa
seseorang sepertinya sedang berbohong pada anda sehingga anda tidak akan
mempercayainya begitu saja.
Hati-hati kalau mau berbohong...
Di kutip ©
buka-rahasia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar